\
Tampilkan postingan dengan label sex. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sex. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 September 2011

KESEHATAN REPRODUKSI PRIA

Seorang manusia mempunyai kemampuan bereproduksi, tentunya harus melibatkan seorang pria dan wanita. Dimana keduanya mempunyai organ reproduksi yang berbeda dan bekerja sesuai dengan fungsinya. Organ reproduksi yang telah terbentuk sejak dalam rahim dan ditentukan jenisnya pada saat fertilisasi melalui gen yang membawa chromosom tertentu.


Proses reproduksi ini akan berlangsung sesuai dengan fungsi organ lain yang saling mempengaruhi, sehingga masing – masing organ tersebut mempunyai timbal balik yang seimbang apabila masih dalam keadaan fisiologik.

Seorang pria mempunyai kemampuan bereproduksi berbeda dengan wanita, dimana pria akan menghasilkan sperma mulai dewasa hingga menjelang akhir hayat. Tetapi wanita hanya mempunyai keterbatasan yang hanya sampai pada periode menopause. Wanita juga mempunyai masa subur yang terbatas, sehingga dalam membahas masalah masalah sIstem reproduksi perlu diketahui bagaimana fungsi organ – organ reproduksi secara jelas. Hal ini erat kaitannya dengan hubungan seksual yang menyangkut organ tersebut. Seorang wanita mempunyai peran atau fungsi yang lebih banyak, yaitu hamil, melahirkan dan kemudian menyusui.

Di era globalisasi ini manusia dituntut untuk tetap bereproduksi, namun dalam jumlah yang terbatas dan tentunya harus berkualitas, serta bertanggung jawab dalam kehidupannya sebagai insan serta warga negara yang baik.

Organ Reproduksi dan Fungsinya :

A. PRIA :

1.
Alat kelamin bagian luar
2.
Alat kelamin bagian dalam

Ad. 1. Organ reproduksi pria yang tampak dari luar yaitu :

*
Penis, berbentuk bulat panjang yang berubah besarnya saat aktifitas seksual. Bagian dalam penis berisi pembuluh darah, otot dan serabut saraf. Ditengahnya terdapat saluran air kemih dan juga sebagai saluran cairan sperma yang disebut uretra.
*
Skrotum, terdapat dua buah kanan dan kiri, berbentuk bulat, tampak luar berupa kulit yang berkerut dan ditumbuhi rambut pubis.



Ad. 2. Alat kelamin bagian dalam meliputi :

*
Testis, Jumlahnya dua buah, merupakan isi skrotum, yang terdiri dari saluran kecil – kecil membentuk anyaman, sebagai tempat pembentukan sel spermatozoa.
*
Vas-deferens, dua buah, ini merupakan saluran yang membawa sel spermatozoa.
*
Kelenjar prostat, satu buah menghasilkan cairan kental yang fungsinya untuk memberi makanan sel spermoatozoa, serta enzim – enzim.
*
Kelenjar vesikula seminalis, satu buah, juga menghasilkan cairan untuk kehidupan sel spermatozoa, secara bersama – sama cairan tersebut menyatu dengan spermatozoa menjadi produk yang disebut semen, yang dikeluarkan setiap kali pria ejakulasi.



Fungsi organ reproduksi pria :

Organ tersebut mulai berfungsi sebagai system reproduksi dimulai saat akil balig sekitar usia 11-14 tahun dengan ditandai keluarnya semen atau cairan mani yang pertama kali. Hal ini berlangsung selama kehidupannya. Organ testis yang menghasilkan sel spermatozoa akan bekerja setelah mendapat pengaruh hormon testosteron yang dihasilkan oleh sel – sel Interstital Leyding dalam testis. Keadaan ini dibawah perintah organ yang berada diotak, yaitu : kelenjar hipofisa dan juga hipothalamus. Pada aktifias seksual, organ tersebut akan bekerja sesuai dengan rangsang yang diperoleh. Bila dilakukan dengan pasangan sampai tingkat coitus, maka penis berpenetrasi masuk kedalam vagina dan berakhir dengan keluarnya semen.



Cairan semen dihasilkan kira-kira 3-5 cc setiap ejakulasi, yang didalamnya terdapat sel spermatozoa 35 juta – 100 juta, dengan berbagai sifatnya, misalnya motilitasnya, bentuknya, kecepatan dan arah berjalan, kemampuan penetrasi, dll. Hormon ini akan mempengaruhi tanda kelamin sekunder, misalnya kumis, jakun, alat kelamin menjadi lebih besar, suara parau, otot-otot membesar, dll.


Aktifias seksual :

Dimulai adanya rangsangan fisik (diraba) atau psikis (membaca, membayangkan, menonton) yang mengakibatkan perubahan bentuk organ kelamin.

Ada beberapa fase :

- ereksi
- lubrikasi
- emisi
- orgamus – ejakulasi



Faktor yang berpengaruh :

- organic (saraf, pembuluh darah, hormonal, usia)
- psikis/ emosi/ suasana lingkungan

.