\

Jumat, 16 September 2011

TIPS MELANCARKAN ASI

ASI merupakan makanan pokok bagi bayi setelah dia dilahirkan di dunia. Mendapatkan ASI yang lancar pasca melahirkan merupakan dambaan tiap ibu karena ASI sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang sang buah hati.

Pemberian ASI ekslusif kepada bayi sangat dianjurkan sampai bayi berusia enam bulan. Namun tidak semua ibu beruntung memiliki ASI yang lancar bahkan ada beberapa yang tidak mengeluarkan ASI.
Pasti keadaan tersebut membuat si ibu kecewa karena tidak bisa memenuhi kebutuhan utama sang buah hati.
Meski demikian, ada cara-cara yang mungkin bisa ditempuh untuk melancarkan ASI. Berikut ini merupakan tips melancarkan ASI.
Untuk memperlancar ASI, hendaknya si ibu yang sedang menyusi bayinya rajin mengonsumsi susu khusus untuk ibu menyusui karena dalam susu tersebut terkandung banyak zat-zat vitamin dan mineral yang berguna untuk memperlancar ASI di antarannya kandungan kalsium.
Seraya rajin minum susu, hendaknya si ibu juga menjaga pola makannya karena hal ini juga berpengaruh pada kelancaran ASI yang dikeluarkan ibu.
Untuk memperlancar Asi hendaknya ibu memperbanyak mengkonsumsi makanan sayur-sayuran hijau. Sayu-sayuran hijau ini banyak ditemukan di sekitar rumah seperi daun bayam, daun pepaya, dan daun katuk.
Daun katuk merupakan salah satu daun yang dipercaya bisa membantu memperlancar ASI dan kini di pasaran banyak sekali dijumpai ekstrak daun katuk guna mempermudah untuk memperoleh dan mengonsumsinya.
Selain sayur-sayuran hijau, ibu bisa memperbanyak makan kacang-kacangan.
Cara lain yang bisa dilakukan untuk memperlancar Asi adalah dengan memberikan rangsangan pada payudara dengan cara sering menyudukannya pada bayi. Ini merupakan salah satu cara alami yang bisa membantu memperlancar keluarnya ASI.
Selama menyusui bayi hendaknya ibu dalam kondisi tenang dan rileks karena emosi yang ibu rasakan akan mempengaruhi ASI yang ia keluarkan.

RANGSANGAN PUTING SUSU

Manfaat Rangsangan Puting Susu Sesaat dan Setelah Proses Persalinan

Merangsang persalinan sangat perlu dilakukan, terutama bagi mereka yang akan melahirkan secara normal.
Perangsangan persalinan ini perlu dilakukan untuk membantuk pembukaan saat akan melaksanakan persalinan alami.
Jika pembukaan belum genap sepuluh, persalinan sepenuhnya belum bisa dilakukan sebab dikhawatirkan proses persalinan tidak bisa berjalan maksimal.
Ada banyak cara untuk melakukan rangsangan untuk persalinan, salah satunya adalah dengan metode stimulasi puting susu, yaitu perangsangan dengan cara memilin-milin puting susu ibu sesaat menjelang proses persalinan.
Hal ini dilakukan untuk merangsang keluarnya hormon “cinta” (sebab hormon ini banyak diproduksi pada saat pasangan suami istri melakukan aktivitas seksual).
Hormon tersebut sangat berguna pada waktu proses melahirkan maupun setelah proses persalinan terjadi. Dengan keluarnya hormon tersebut, ibu atau wanita yang sedang melahirkan akan merasa sangat terbantu sebab hormon tersebut membantu proses persalinan menjadi lancar.
Namun, rangsangan pada puting susu ini tidak boleh dilakukan pada saat terjadi kontraksi. Selain itu, yang melakukan rangsangan ini pun harus orang lain, bukan tangan sendiri.
Rangsangan terhadap puting susu ini juga akan sangat bermanfaat sekali pada pascamelahirkan sebab hormon yang diproduksi dari memilin-milin puting susu ibu akan membantu mengecilkan rahim ibu pasca melahirkan.
Setelah bayi lahir, rangsangan terhadap puting susu tidak harus dilakukan oleh tangan, tetapi oleh bayi yang sedang menyusui.
Sebab aktivitas bayi yang sedang menyusu bukan hanya sekadar menyedot dan menghisap puting payudara sang ibu, tetapi juga menyentuh bagian lingkaran hitam di daerah sekitar puting susu ibu.
Agaknya inilah salah satu manfaat yang diperoleh dari pemberian ASI eksklusif selama dua tahun sebab dibalik itu semua ada proses penyembuhan. Selain rahim ibu bisa kembali mengecil pascamelahirkan, ibu tidak akan menderita perdarahan.
Oleh karena itu, sebenarnya tidak ada alasan bagi seorang ibu untuk tidak mau menyusui anaknya dengan alasan takut payudara mengendur atau keriput sebab ternyata setelah memberikan ASI setelah proses persalinan berlangsung ada banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari aktivitas tersebut, salah satunya seperti yang dijelaskan sebelumnya.

MENGAJARKAN ANAK MENGGUNAKAN TOILET

Menurut penelitian oleh seorang dokter anak yang sudah berkompeten di bidangnya, sebut saja Dr. Joseph Barone dari Rumah Sakit Anak Bristol-Myers Squibb di New Jersey, AS, menurut hasil riset yang dilakukannya dan melibatkan lebih dari 100 orang tua yang memiliki anak berusia 4-12 tahun, dengan cara memberikan beberapa pertanyaan, dan hasilnya sangat mengejutkan, bahwa anak-anak yang dilatih menggunakan toilet setelah melewati usia 32 bulan lebih berpeluang masih mengompol saat berumur antara 4 dan 12 tahun, hal itu membuat Dr. Joseph Barone menganjurkan untuk para orang tua agar mengajar anak mereka menggunakan toilet sejak dini, atau saat mereka berusia diatara 27 bulan dan 32 bulan, karena menurut beliau usia inilah yang efektif untuk mengajarkan anak menggunakan toilet.

Berikut ada beberapa cara mendidik anak untuk menggunakan toilet yang bisa di coba dirumah, tentunya   dengan mendidik anak seperti ini bisa memberikan hasil yang maksimal, pertama adalah lihat dulu kesiapan anak anda dan juga anda sendiri, bahwa mulai saat ini penggunaan popok sudah tidak diperlukan lagi, buatlah suasana toilet yang seceria mungkin dan hindari memberi warna dinding toilet dengan warna yang gelap, hal ini dimaksudkan agar si-anak tidak menjadi takut saat ingin pergi ke toilet, usahakan di dalam kloset diberikan mainan – mainan yang lucu dan mengapung, hal ini diharapkan agar anak tidak takut dan juga melatih ketepannya untuk menyemprotkan air seninya kemainan itu, khusus untuk yang cowok, serasa bermain pastinya, dan seperti biasa berikan reward atau hadiah kalau si-anak telah berhasil menggunakan toilet sebagaimana mestinya, tentunya untuk awal-awal mungkin anda harus mendampingi dulu anak anda dan selanjutnya baru di biarkan sendiri.
Mengajarkan anak menggunakan toilet selain bermanfaat untuk kedepannya, hal ini juga bisa meningkatkan kecerdasan anak lho, jadi sebaiknya anda selaku orang tua yang tentunya menginginkan yang terbaik untuk anak anda harus mulai mengajarkan anak anda untuk menggunakan tolilet sejak dini, semoga berhasil

MENCEGAH ANAK NGOMPOL

Mengompol adalah hal yang lumrah terjadi pada anak-anak. Namun jika hal ini berkelanjutan, akan sangat merepotkan nantinya karena hal ini sangat berkaitan erat dengan kebersihan. Semasa bayi manusia pipis lebih dari 20 kali sehari karena belum mampu mengendalikan kantung kemihnya.. Namun jika sudah menginjak usia sekolah, tentunya kemampuan untuk mengendalikan kantung kemih itu sudah ada dan berkembang baik.

Banyak faktor yang menyebabkan kenapa anak bisa ngompol. Jika hal ini terjadi sejak lahir, kemungkinan terjadi infeksi pada saluran kencingnya yang disebabkan oleh rusaknya dinding buli-buli sehingga obat-obatan tidak bekerja dengan baik. Penyebab lainnya adalah faktor genetic atau keturunan. Jika orang tuanya mengalami infeksi saluran kencing, bisa jadi anaknya juga demikian. Selain dua faktor tersebut, masih ada beberapa sebab mengapa anak sering ngompol.
Antara lain, hambatan sosial atau psikologis selama masa perkembangan yaitu antara umur 2-4 tahun, dan juga kurangnya perhatian orang tua akan bagaimana mendidik anak dan mengajar anak cara menggunakan toiletsejak kecil.
Lalu bagaimana mengatasi ngompol pada anak? Sebaiknya dalam hal ini anda mengajarkan anak kebiasaan-kebiasaan yang baik sejak dini. Pada usia 5 bulan, biasakanlah anak agar pipis di kamar mandi dan ajak dia berkomunikasi selama pipis. Jangan terlalu bergantung pada pemakaian pampers, karena hal ini bisa membuat anak malas dan tidak mengendalikan kantung kemihnya. Pampers memang praktis, tapi hanya pada saat di perjalanan agar tidak repot. Jika sudah bisa berbicara, ajarkan dan ingatkan anak untuk pipis sebelum tidur.
Terkadang meski sudah pipis sebelum tidur anak bisa juga ngompol. Untuk mengatasinya maka 2 – 3 jam setelah anak tidur, cobalah dibangunkan untuk pipis lagi. Biasanya anak malas untuk bangun dan jika demikian orangtualah yang harus bersabar untuk mengangkatnya dan diingatkan untuk pipis.
Namun jika anak masih tetap mengompol, berikanlah pujian atas usahanya jika berhasil tidak mengompol. Kurangi minum air di malam hari, dan jika perlu sediakan pispot di dekat tempat tidurnya. Lakukan dan biasakanlah hal-hal di atas, karena akan mendidik anak untuk mengembangkan kebiasaan baik dan disiplin.